Only God Can Stop Us

Hanya Tuhan yang bisa menghentikan kami!

cursor

Batman Begins - Diagonal Resize 2

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 13 Oktober 2014

Kreatifitas Supporter Indonesia

Berikut merupakan beberapa gambar kreatifitas supporter di Indonesia







THE JACK MANIA



SLEMANIA




BOBOTOH/VIKING



PASOPATI






Fanatisme Warga Indonesia dalam sepakbola

Fanatisme adalah sebuah keadaan

di mana seseorang atau kelompok
yang menganut sebuah paham ,
baik politik , agama , kebudayaan
atau apapun saja dengan cara
berlebihan sehingga berakibat
kurang baik , bahkan cenderung
menimbulkan persetuan dan
konflik serius –wikipedia-

Pergantian waktu yang begitu
cepat , menyebabkan
bertambahnya pengetahuan
masyarakat akan suatu hal . Dari
beberapa hal tersebut , ada yang
mereka cintai , ada yang mereka
tinggalkan , ada pula yang mereka
acuhkan . Seperti sifat fanatisme
masyarakat akan musik , dan
fanatisme akan tokoh
idolanya .Mereka mencintai musik
yang mereka pilih , dan tokoh
yang mereka idolakan. Namun ada
hal yang menarik untuk kita
bahas , sifat fanatisme
masyarakat akan sepakbola

Tak bisa dipungkiri , Indonesia
tidak bisa lepas dari kancah
sepakbola . Atmosfir yang luar
biasa terhadap sepakbola bisa
dirasakan di negri ini . Dan berita
ini pun telah terdengar ke seluruh
penjuru dunia . Seperti yang kita
ketahui , setahun ke belakang 3
klub raksasa dari daratan Britania
Raya : Arsenal , Chelsea dan
Liverpool untuk pertama kalinya
mereka mencicipi ‘atmosfir’
sepakbola Indonesia . Lalu ada
klub AC Milan yang hampir tiap
tahunnya dalam beberapa tahun
terakhir selalu mengirim pasukan
mereka ke negri ini , meski hanya
para legendanya saja . Itu semua
tak lepas akibat atmosfir yang
diperlihatkan oleh masyarakat kita
akan sepakbola .

Para Suporter memeperlihatkan
fanatisme mereka dengan berbagai
cara , ada yang selalu
mendampingi klubnya dimana pun
mereka bermain , ada pula mereka
yang memiliki banyak jersey
klubnya pada era legenda klub
tersebut . Peran suporter
sangatlah penting , diantaranya
memberikan motivasi kepada
pemainnya . Tentu sepakbola
tanpa suporternya bagai sayur
yang tanpa garam . Di Indonesia
sendiri setidaknya ada hampir 30
persatuan supporter sepakbola
untuk klub luar negri . Bahkan ,
beberapa klub besar yang banyak
suporternya berasal dari
Indonesia , sampai memiliki
website resmi klubnya dengan
menggunakan Bahasa Indonesia .

Namun tak hanya klub
internasional saja yang digemari ,
klub lokal pun banyak diminati .
Khusunya oleh masyarakat asal
daerah klub tersebut . Striker
Persib Bandung , Sergio Van Dijk
mengatakan ,”Masyarakat di sini
sangat gila sepakbola. Sepakbola
seperti agama kedua.Fans selalu
membanjiri stadion yang kami
datangi , itu menyenangkan” .
Striker yang sempat bermain
untuk klub Australia tersebut
mengaku dukungan yang diberikan
fans terhadapnya selalu
memberikan suntikan ketika ia
bermain .

Kembali kepada pengertian
fanatisme itu sendiri , ‘Fanatisme
bahkan menimbulkan persetuan
dan konflik serius’ . Realita yang
terjadi hingga saat ini ,
perseteruan itu terkadang muncul
yang disebabkan berbagai hal .
Entah rivalitas antar tim sekota ,
entah sesama Tim besar , dan ada
pula yang berseteru karena sejarah
mengatakan mereka musuh .
Perseteruan itu sendiri sebenarnya
tak masalah jika tanpa diwarnai
oleh sifat anarki . Hal itu turut
menghias keindahan dunia
sepakbola sebelum sifat anarki
merusaknya . Mengapa harus
dengan anarki ? Kita anarki pun
belum tentu mereka mengetahui
keadaan suporternya yang anarki
ini . Lantas , untuk apa kita
anarki ?

Ketika Indonesia bermain , semua
berubah . Yang awalnya musuh ,
yang awalnya rival , yang awalnya
berseteru berubah ketika
Indonesia bermain. Semua
mendukung Indonesia dengan
penuh gairahnya . Dari sana
perubahan signifikan begitu jelas
terlihat . Makna dari semboyan
‘Bhinneka Tunggal Ika’ mungkin
penyebabnya . Apakah
menyatukan kalian semua dengan
selalu menyuruh Indonesia untuk
bermain di kancah internasional ?
yang pada kenyataannya
indonesia pun masih terseok seok
di level internasional tersebut .
Akibatnya , terlahir lah sifat
kekecewaan , rasa tidak puas ,
tidak bisa menerima , yang lagi
lagi diwujudkan dengan sifat
anarki itu .

Memang sulit untuk
menghilangkan sifat anarki ,
terutama dari mereka yang
memang memiliki sifat anarki
mungkin dari masa
kecilnya . Yang memiliki sifat
dewasa , coba untuk merubah
sifat rekannya agar tidak lagi
bersikap anarki . Namun
sebenarnya perubahan yang
terbaik itu pasti dari diri sendiri .
Karena motivasi terbaik berasal
dari diri sendiri . Apakah sifat
dewasa itu tergambar pada diri
anda ? Atau justru anda tetap
berada pada jalur yang bernama
anarki ?

Mencintai negara indonesia itu
pasti bagi para pribuminya ,
namun fenomena yang terjadi
sekarang banyak masyarakat kita
yang mengikutsertakan dirinya
kedalam bagian dari kesatuan
suporter klub luar negri . Bukan
untuk menyalahkan , coba kita
lihat dari sisi positifnya saja . Dari
sana mereka yang dewasa belajar
akan menghargai suatu
perbedaan , memahami akan hal
yang tak diharapkan , dan tidak
besar kepala akan kemenangan
yang mereka dapatkan . Dari sana
mereka belajar bersosialisasi ,
menambah keeratan sesama
rakyat indonesia yang mungkin
awalnya mereka belum kenal . Dan
ada hal yang menarik untuk kita
ketahui , mereka kadang
mengadakan acara kemanusiaan .
Semua berawal dari sepakbola ,
mungkin jika ada hal yang lebih
indah dari kasih sayang , itulah
sepakbola

Tak bisa disalahkan fanatisme
seseorang terhadap sepakbola jika
tidak dilandasi oleh sifat anarki .
Loyalitas yang bersamaan dengan
fanatisme selalu memberikan
warna lain dalam sepakbola , dan
terkadang menjadi pemain tim ke
12 dalam suatu pertandingan.
Dengan catatan mereka harus bisa
mengontrol emosi mereka untuk
bersikap professional atas segala
hal yang menimpa dirinya atau
menimpa timnya .

Semoga prestasi timnas Indonesia
terus meningkat ke level
internasional , dan diiringi oleh
sikap para suporternya yang
profesional . .

One Incredible Blue - Aremania


One Incredible Blue - Meski Arema Cronus tak bisa menang lawan Persib, Minggu (15/5) malam di Stadion Kanjuruhan, namun Aremania tetap memberikan hiburan yang sangat spektakuler. Itulah Aremania. Satu hati, satu rasa, satu jiwa.
Aremania di seluruh penjuru Stadion Kanjuruhan, bersatu dalam satu tarian, bersatu dalam satu nyanyian dan bersatu dalam satu semangat. Yakni semangat loyalitas dan persaudaraan tanpa batas. Seisi stadion, mampu, menari menyanyi dan bersorak secara kompak.
Kesatuan Aremania semakin terasa, saat One Incredible Blue dikibarkan dari tribun utara hingga tribun selatan, sebelum laga yang berakhir dengan skor 2-2 dimulai. One Incredible Blue, yang merupakan proyek pemersatu Aremania, sukses dikibarkan dan membuat atmosfer Aremania membaik. Perpecahan Aremania yang sempat mencuat di awal musim, seperti langsung sirna.
One Incredible Blue terdiri dari tiga bagian. Yakni, tulisan Singo Edan di bagian utara, gambar simbol singa Arema di tengah, dan Salam Satu Jiwa di bagian selatan. Tiga bagian yang menjadi satu, itulah misi dari One Incredible Blue. Proyek yang memakan waktu berbulan-bulan dalam pembuatan serta finalisasinya ini berkibar dengan luar biasa di Kanjuruhan.
Lalu, sekitar 15 menit sebelum pertandingan dimulai, Aremania bernyanyi dan menari. Tak hanya Aremania tribun timur. Aremania tribun utara, tribun selatan, bahkan tribun VIP pun bersama-sama menari dan menyanyi bersama. Suasana yang membuat bulu kuduk merinding pun begitu terasa di Stadion Kanjuruhan.
“Kami Arema, salam satu jiwa. Di Indonesia, kan selalu ada. Selalu bersama, untuk kemenangan, hei, kami Arema,” teriak Aremania, di setiap sudut Kanjuruhan.
Surga. Itulah sebutan Aremania untuk Stadion Kanjuruhan yang begitu dipenuhi dengan supporter. Neraka, itulah yang dirasakan para “penyusup” dari Bandung yang membaur di antara supporter VIP, serta pemain Persib.
“Selamat datang para penyusup, kalian seperti tikus,” ujar spanduk Aremania di tribun utara. Suasana penuh nyanyian dan sorakan Aremania pun terus terjadi selama 2 x 45 menit pertandingan. Suporter pecinta Arema kompak sepanjang laga dan membuat kondisi mental Arema menggelora.
“Aremania bukan hanya supporter. Aremania adalah identitas. Arema adalah ikon Malang. Ini budaya kami. Kultur kami, dan bahasa kami,” tutur Aremania Kanjuruhan, Awang.
Sayang, dipertandingan tersebut Arema gagal mempersembahkan kemenangan bagi Aremania. Singo Edan harus ditahap Maung Bandung dengan skor 2-2.

17 Stadion SepakBola Megah di Indonesia

Stadion sepakbola di Indonesia, dari kapasitas penonton tak kalah dengan stadion megah yang ada di Inggris, Spanyol dan Italia. Paling tidak ada 10 stadion yang kapasitasnya melebihi 40.000 tempat duduk.

Stadion Gelora Bung Karno Senayan, memang masih yang terbesar dari kapasitas dan termewah fasilitasnya. Tapi, beberapa tahun terakhir, Indonesia mampu membangun stadion dengan standar internasional.

Contohnya, Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, Stadion Jalak Harupat Kabupaten Bandung, dan Stadion Gelora Riau yang baru saja menjadi tuan rumah babak penyisihan Piala Asia U-22.

Sayangnya, begitu banyak stadion besar di negeri ini masih fasilitasnya masih dibawah standar, alias tidak memenuhi standar AFC dan FIFA, sehingga perlu renovasi dengan biaya besar untuk memenuhi tersebut.

Berikut 17 stadion terbesar di Indonesia dilihat dari kapasitas tempat duduk:
1. Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta (88.083 tempat duduk)
2. Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (55.000 tempat duduk)
3. Stadion Palaran, Samarinda (50.000 tempat duduk)
4. Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang (40.000 tempat duduk)
5. Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh (40.000 tempat duduk)
6. Stadion Maguwoharjo, Sleman (40.000 tempat duduk)
7. Stadion Si Jalak Harupat, Kab.Bandung (40.000 tempat duduk)
8. Stadion Gajayana, Malang (35.000 tempat duduk)
9. Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya (35.000 tempat duduk)
10. Stadion Gelora Delta, Sidoarjo (35.000 tempat duduk)
11. Stadion Kanjuruhan, Kab.Malang (35.000 tempat duduk)
12. Stadion Kudunga, Tenggarong (35.000 tempat duduk)
13. Stadion Manahan, Solo (35.000 tempat duduk)
14. Stadion Sultan Agung, Bantul (35.000 tempat duduk)
15. Stadion Mandala, Jayapura (30.000 tempat duduk)
16. Stadion Tri Dharma, Gresik (30.000 tempat duduk)
17. Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara (25.000 tempat duduk)

Inilah beberapa gambar dari Stadion-Stadion megah di Indonesia









Senin, 29 September 2014

Aremania




 Pada kesempatan kali ini , saya akan memberi beberapa komunitas komunitas Aremania yang sudah mulai dikenal oleh banyak orang .


1. Aremania 87
mengapa di sebut Aremania 87 ? karena pada umum nya jika tim Arema Indonesia bertanding , maka Aremania 87 ini menempati tribun 8 dan 7 lebih tepatnya di bawah papan score . maka dari itu Aremania ini di sebut dengan Sebutan " Aremania 87 " selain itu 87 juga merupakan tahun kelahiran Tim Kebanggaan Arek Malang (AREMA)

2. Hell Gate
Aremania yang satu ini sangat unik dan menarik , tetapi sedikit meresahkan .
mengapa disebut Hell Gate ? karena komunitas Aremania yang ini berada di Tribun 4 / Sebelah utara . di sebut Hell Gate karena setiap pertandingan Arema Indonesia , maka beberapa orang dari anggota Hell Gate tersebut , selalu membawa beberapa Flare , seperti petasan tetapi berwarna dan berasap tebal, selain itu pada tribun 4 ini juga terdapat banyak orang yang selalu membawa bendera bendera untuk mendukung tim Arema Indonesia dengan ukuran yang cukup besar , sehingga jika orang ingin " menonton " pertandingan , sangat tidak cocok jika berada di tribun ini , karena di tribun ini adalah para " supporter " yang selalu mendukung Arema Indonesia . maka dapat di dikatakan seperti neraka karena pada tribun ini selalu berbau warna gelap dan merah yang melambangkan seperti iblis . selain itu pada tribun 4 juga banyak terdapat komunitas komunitas aremania yang lainnya , seperti : Second Religion , Aremania Lawang , Ghost Blue Of North dll .

3. This Is Arema
Aremania yang satu ini sangatlah kompak , karena mereka selalu berseragam sama saat mendukung tim kebanggaanya , aremania ini menempati tribun yaitu tribun 10 .

4. Ghost Blue Of North
sesuai judul blog ini , Aremania yang satu ini adalah aremania yang masih memiliki jiwa muda (beranggotakan anak anak muda) meskipun muda , tapi mereka memiliki jiwa AREMA yang sangat dalam dan sangat mendarah daging pada diri mereka masing masing , aremania ini juga selalu hadir saat tim kebanggaanya bertanding , aremania ini menampati tribun 4 .

5. Aremania Asaib
sesuai dengan namanya , aremania ini aremania "biasa" , tetapi meskipun biasa , aremania ini sangatlah luar biasa saat berada di stadion , aremania ini menempati tribun 11 . mereka selalu datang saat arema berlaga , dan Aremania ini juga beranggotakan anak-anak muda .

6. Aremania Online
aremania ini adalah aremania yang selalu online pada sosial media , seperti facebook , twitter dll .
aremania ini selalu memberikan berita terbaru mengenai tim kebangganya

berikut komunitas komunitas yang sudah saya berikan kepada kalian semua , sebenar nya masih banyak lagi komunitas Aremania yang lainnya , tetapi setidaknya komunitas komunitas di atas yang terpopuler .
meskipun banyak komunitas komunitas Aremania , tetapi mereka tetap memiliki JIWA yang selalu bersatu seperti slogan yang dimilikinya " Salam Satu Jiwa " 

SEJARAH PERMUSUHAN AREMANIA VS BONEK MANIA


Dalam sejarah sepak bola dimana saja, yang namanya permusuhan "mendarah daging" antar suporter pasti ada. Sebut saja seperti La Viola vs Juventini atau suporter Blackburn vs fans Manchester United. Di Indonesia pun, permusuhan antar suporter yang mendarah daging itu juga ada lo, salah satunya yakni Aremania vs Bonek. Aremania yang merupakan pendukung setia Arema Indonesia dan Bonek (suporter Persebaya Surabaya), dikenal seringkali berseteru sampai seakan-akan istilah "damai" akan cukup tabu untuk diharapkan terjadi diantara keduanya. Hal ini bisa sangat jelas dilihat ketika Kapolda Jawa Timur sampai turun tangan untuk mengambil kebijakan yang menegaskan kalau misal tim Arema tengah bertandang ke Surabaya untuk pertandingan, maka Aremania dilarang keras untuk ikut datang ke Surabaya. Begitupun sebaliknya, saat Persebaya Surabaya bertanding ke Malang, Bonek dilarang keras untuk menginjakkan kaki di Kota Malang ini.
Tentulah setiap perseteruan atau selisih paham selalu diawali dengan sebuah kisah dan alasan. Begitu pula dengan perseteruan yang terjadi diantara dua suporter yang sangat eksis dan terkenal di Nusantara itu. Lantas, tahukah anda apa yang mendalangi permusuhan antara Aremania dengan Bonek tersebut? - Berikut adalah beberapa opini yang berhasil saya kumpulkan dari beberapa sumber terkait pembahasan ini.

1. Tawuran saat ada konser di Tambaksari. Kejadian pertama bermula saat ada konser Kantata Takwa di Tambaksari, Surabaya pada 23 Januari 1990. Tepat sekitar 30 menit pertama saat konser dimulai, di depan panggung mulai 'dikuasai' arek-arek Malang. Mereka bersorak meneriakkan "Arema.. Arema.. Arema..". Arek-arek Surabaya yang kebetulan menjadi tuan rumah pun harus minggir dan 'terkalahan'. Namun tidak lama kemudian, arek-arek Surabaya kembali dengan membawa rombongan lebih banyak lagi dan berusaha 'memukul mundur' arek-arek Malang hingga keluar dari Tambaksari. Di luar stadion, tawuran pun tak terelakkan dan terus berlanjut sampai di Stasiun Gubeng, Ngalamers. Tawuran serupa juga kembali terjadi di bulan Juni 1992 pada konser Sepultara yang kebetulan juga diadakan di Tambaksari. Saat itu, arek Surabaya sudah siap menguasai depan panggung mulai awal. Arek Malang bahkan langsung dihalau begitu masuk Tambaksari. Tak lama kemudian, tawuran pun kembali terjadi.

2. Pemberitaan media yang dianggap tidak adil. Kecemburuan suporter Malang pada pemberitaan media yang ada di Jawa Timur (Jatim) kala itu. Hal itu dipicu dengan sangat kecilnya pemberitaan di media ketika Arema atau Persema Malang menang dalam pertandingan. Sementara pemberitaan Persebaya sangat besar dan hampir selalu menjadi headline meski klub yang didukung Bonek itu hanya melakukan latihan rutin atau sekedar mengisi waktu senggang.

3. Pendahulu Persebaya yang sangat meremehkan Malang. Pendahulu Persebaya seperti H. Barmen dan Mudayat cukup dikenal sangat meremehkan dan merendahkan tim-tim Malang. Mereka mengatakan kalau tidak akan ada ceritanya Persebaya bisa dikalahkan tim-tim asal Malang, menahan imbang saja mereka (tim-tim Malang) sangat kesulitan. Pernyataan itu bahkan ditulis di media. Hal ini tentunya sangat menyakiti dan menyulut sensitivitas suporter Malang yang merasa direndahkan (orang Surabaya) dan dianaktirikan (media terbesar Jatim). Terlebih, ada isu bahwa suporter Surabaya akan bertandang ke Malang. Merasa tertantang, Arema sudah siap mencegat Bonek di Lawang. Namun sampai pertigaan Karanglo, Singosari, Arema yang hendak ke utara dihalau dan ditangkapi polisi/Kodim. Akhirnya, sebagian suporter melampiaskan kemarahannya dengan memecahkan kaca-kaca mobil plat L. Sementara di Gajayana sendiri, bentuk perlawanan terhadap dedengkot Surabaya itu diwujudkan dalam spanduk-spanduk bertuliskan "Kalahkan Persebaya, Bungkam Mulut Besar Barmen dan Mudayat" atau "Barmen & Mudayat Haram Masuk Kota Malang".

4. Pemberitaan yang terkesan mengadu domba. Judul berita di media yang cukup berbau 'mengadu domba' pun juga sempat memicu perseteruan antar kedua suporter tim sepak bola Malang dan Surabaya itu. Seperti contohnya "Pemain Persebaya Dijadikan Sansak Hidup Pemain Persema" dalam laga Persema vs Persebaya, yang memang sebelumnya diprediksi akan panas menyusul pernyataan Barmen dan Mudayat. Dalam laga itu, Persema melakukan pemanasan di gawang selatan dan Persebaya di gawang utara. Setelah koin tost, ternyata posisinya berpindah (Persema ke utara, Persebaya ke selatan). Pada perpindahan itulah beberapa pemain Persema ada yang terlihat sengaja menabrak pemain Persebaya hingga ada yang terjatuh. Inilah yang ditulis media tersebut dengan "Pemain Persebaya Dijadikan Sansak Hidup Pemain Persema". Tentulah pemberitaan tersebut sanggup menyulut api kemarahan dan dendam pada arek-arek Surabaya, Ngalamers.

5. Pendahulu suporter sepakbola Malang yang bangga dicap "perusuh" dan "pemberani". Suporter sepakbola Malang pada akhir tahun 80-an dan awal 90-an masih berasal dari peleburan para geng-geng yang sebelumnya sangat gemar tawuran antar-kampung hingga cukup banyak memakan korban. Dengan dimediatori Bung Ovan Tobing, mereka akhirnya berdamai dan pada akhirnya menyatu dalam bendera "AREMA" (tanpa 'NIA'), yang artinya "Arek Malang". Merekalah yang akhirnya sangat setia mendukung tim asal Malang (baik Persema maupun Arema). Dengan latar belakang seperti itu, suporter Malang (masih) sangat bangga jika dicap "perusuh" dan "pemberani".

Maka dari beberapa cerita di atas , hingga detik ini , perseturuan Aremania dan Bonek Mania masih menyimpan rasa dendam yang sangat besar , sampai sekarang pun , kedua supporter dari kedua kubu sepakbola tersebut masih sulit untuk diperdamaikan.